heroe

Kamis, 31 Januari 2013

Membaca Ayat-ayat Kauniyah (QS. Adz Dzariyat 20-21)

KURMA  ( Phoenik dactylifera )

Buah ini banyak memiliki zat-zat yang dibutuhkan tubuh manusia untuk stamina ( daya tahan tubuh ). Kurma memiliki 60 % Zat Gula, 2.5 % Zat Asam, 2.5 % Zat Minyak,  33 % Zat Garam, 1.8 – 2.0 % Protein, dll.
Susu dan Kurma adalah pasangan yang cocok karena berfungsi mengaktifkan alat pencernaan juga meningkatkan kinerja usus, artinya dengan makan Kurma kita bisa menghindari gangguan sakit perut dan diare, bahkan dengan mengkonsumsi susu + kurma setiap pagi ( sahur ) bisa menambah ketenangan jiwa ( dengan terpenuhinya gizi dalam tubuh dalam syara’ dengan istilah mendapat barokah dalam makanan ini ), mencegah pusing, menghilangkan lemah otot, malas dan meningkatkan gairah sex.

Kurma juga sangat baik dalam pertumbuhan otak pada Anak,  menajamkan pikiran / daya ingat sama halny dengan kismis.

Kenapa demikian? karena buah ini juga mengandung Zat Besi, Kapur, Fosfor, Belerang, Potasium, Magnesium, Kalsium, Magan dan Tembaga. Kandungan Kalsium dan Zat Besi membantu terbentuknya ASI bagi ibu-ibu menyusui dan Zat ini sangat bermanfaat bagi ibu rumah tangga yang masih lemah selepas melahirkan untuk memulihkan staminanya.

Rumahku Syurgaku


Baiti Jannati, begitu Rasulullah mengilustrasikan kehidupan rumah tangga beliau yang penuh dengan keharmonisan, kebahagiaan, ketenangan, sakinah, mawaddah, dan rahmah. Rumah tangga yang dibangun bukan atas pondasi syahwat terhadap kecantikan, harta, pangkat, jabatan serta pesona dunia lainnya. Tapi sebuah keluarga yang dibangun karena ketaatan kepada Allah. Sampai akhir zaman keluarga beliau merupakan rujukan utama bagi mereka yang mendambakan syurga dunia.


Syurga dunia itu hanya dapat diwujudkan oleh pasangan laki-laki sholeh dan wanita sholehah, yang memahami betul kewajiban masing-masing untuk saling berbagi, mengokohkan kelebihan, dan menutupi segala kekurangan masing-masing. Keikhlasan kita menerima pasangan apa adanya, baik itu fisik, intelektual, ekonomi, keturunan, dan sebagainya, karena kita bukanlah Muhammad yang sempurna, Yusuf yang tampan, Umar bin Khatab yang gagah perkasa, Mush’ab Bin Umair yang serba kecukupan, Salman Al-farisi yang ahli strategi, Abdurahman Bin ‘Auf yang ahli ibadah.

Jangan juga bermimpi dan meninggikan diri, karena kita bukanlah Khadijah yang kaya raya, Aisyah yang cendikiawan, Fatimah yang tabah dan putri seorang pemimpin besar, Ratu Balqis yang cantik jelita, Asma binti Yazid yang kritis dan cerdas, Hafshah binti Umar yang ahli ibadah. Kita hanyalah manusia biasa, yang berusaha memadukan dua unsur menjadi sebuah kekuatan, yang dengannya kita mengharapkan keridhoan dari Allah, mengikuti sunnah Rasulullah, sumber investasi abadi, serta meneguhkan langkah.

Adab-Adab Membaca Al Qur'an


Adab-adab membaca Al Qur'an diantaranya:

1. Memegang mushaf dalam keadaan berwudhu.
Imam Al Aajuri berkata: "Aku menyukai bagi orang yang akan membaca Al Qur'an baik diwaktu siang ataupun malam, membacanya dalam keadaan suci dan bersiwak (menggosok gigi) terlebih dahulu, ini untuk mengagungkan Al Qur'an yang merupakan Kalamullah." (Ahklaq Hamalatil Qur'an : 73)

2. Bersiwak.
Hal ini didasarkan pada riwayat berikut ini, bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

إِنَّ اْلعَبْدَ إِذَا تَسَوَّكَ ثُمَّ قَامَ يُصَلِّي قَامَ الْمَلَكُ خَلْفَهُ فَيَسْتَمِعَ لِقِرَاءَتِهِ فَيَدْنُو مِنْهُ أَوْ كَلِمَةً نَحْوَهَا حَتَّى يَضَعَ فَاهُ عَلَى فِيْهِ فَمَا يَخْرُجُ مِنْ فِيْهِ شَيْءٌ مِنَ الْقُرْآنِ إِلاَّ صَارَ فِي جَوْفِ الْمَلَكِ فَطَهِّرُوا أَفْوَاهَكُمْ لِلْقُرْآنِ

"Sesungguhnya seorang hamba jika bersiwak kemudian bangun untuk melakukan sholat, maka malaikat akan berdiri dibelakangnya lalu mendengarkan bacaannya, dan malaikat tersebut akan mendekatinya –atau kalimat yang mirip dengannya- lalu menempelkan mulutnya ke mulut orang tersebut,  sehingga tidaklah keluar dari mulut orang itu sesuatu dari (ayat) Al Qur'an melainkan akan masuk kedalam tubuh malaikat tersebut. Maka sucikanlah mulut-mulut kalian ketika akan membaca Al Qur'an." (HR Bazzar :496, lihat Majma' Zawaid 2/99 dan silsilah Ahadits Shahihah Syekh Albani 1/214/215)

3.    Membaca Al Qur'an dengan menghadap qiblat.
4.    Mengawali membaca al Qur'an dengan taawudz dan basmalah.
5.    Membaca Al Qur'an dengan membaguskan suara sebagus mungkin.
6.    Membaca Al Qur'an dengan penuh kekhusyu'an jika perlu hingga menitikkan air mata.


(lihat Kitab kaifa Natadabbarul Qur'an, Fawwaz Ahmad Zamrali : 34-40)

12 Barisan di Akhirat


Suatu ketika, Muadz bin Jabal ra menghadap Rasulullah saw dan bertanya: "Wahai Rasulullah, tolong uraikan kepadaku mengenai firman Allah SWT: "Pada saat sangkakala ditiup, maka kamu sekalian datang berbaris-baris." (QS An-Naba':18)"
Mendengar pertanyaan itu, baginda menangis dan basah pakaian dengan air mata. Lalu menjawab: "Wahai Muadz, engkau telah bertanya kepadaku, perkara yang amat besar, bahwa umatku akan digiring, dikumpulkan berbaris-baris."

Maka dinyatakan apakah 12 barisan tersebut.....

Barisan Pertama
Digiring dari kubur dengan tidak bertangan dan berkaki. Keadaan mereka ini dijelaskan melalui satu seruan dari sisi Allah Yang Maha Pengasih: "Mereka itu adalah orang-orang yang sewaktu hidupnya menyakiti hati tetangganya, maka demikianlah balasannya dan tempat kembali mereka adalah neraka..."

Barisan Kedua
Digiring dari kubur berbentuk babi hutan. Datanglah suara dari sisi Yang Maha Pengasih: "Mereka itu adalah orang yang sewaktu hidupnya meringan-ringankan sholat,maka inilah balasannya dan tempat kembali mereka adalah neraka..."

Barisan Ketiga
Mereka berbentuk keledai, sedangkan perut mereka penuh dengan ular dan kala jengking. "Mereka itu adalah orang yang enggan membayar zakat, maka inilah balasannya dan tempat kembali mereka adalah neraka..."