Muqadimah
Ketika manusia mencoba mengupas keagungan
Al-Qur'an Al-Karim, maka ketika itu pulalah manusia harus tunduk mengakui
keagungaan dan kebesaran Allah swt. Karena dalam Al-Qur'an terdapat lautan
makna yang tiada batas, lautan keindahan bahasa yang tiada dapat dilukiskan
oleh kata-kata, lautan keilmuan yang belum terfikirkan dalam jiwa manusia dan
berbagai lautan-lautan lainnya yang tidak terbayangkan oleh indra kita.
Oleh karenanya, mereka yang telah dapat
berinteraksi dengan Al-Qur'an sepenuh hati, dapat merasakan ‘getaran keagungan'
yang tiada bandingannya. Mereka dapat merasakan sebuah keindahan yang tidak
terhingga, yang dapat menjadikan orientasi dunia sebagai sesuatu yang teramat
kecil dan sangat kecil sekali. Sayid Qutub, di dalam muqadimah Fi Dzilalil Qur'annya
mengungkapkan:
“Hidup di bawah naungan Al-Qur'an merupakan suatu
kenikmatan. Kenikmatan yang tiada dapat dirasakan, kecuali hanya oleh mereka
yang benar-benar telah merasakannya. Suatu kenikmatan yang mengangkat jiwa,
memberikan keberkahan dan mensucikannya.... Dan Al-Hamdulillah... Allah telah
memberikan kenikmatan pada diriku untuk hidup di bawah naungan Al-Qur'an
beberapa saat dalam perputaran zaman. Di situ aku dapat merasakan sebuah
kenikmatan yang benar-benar belum pernah aku rasakan sebelumnya sama sekali
dalam hidupku.”