"nge-blog biar gx go blog"
Itu adalah kata-kata diposter kampus yang dulu pernah kulihat saat ada acra pelatihan blog. Kata-kata itu masih terngiang-ngiang sampai sekarang. Karena kata-kata itu, membaca buku tentang belajar menulis, dan cerita temen tentang log, aku jadi semakin seneng nge-blog sampai sekarang.
berikut adalah hasil share saya sdikit tentang nge-blog di akun tuiter saya @h_ruswandar.
semakin sering ilmu dibagikan, kita semakin paham, orang lain jadi paham..
#mariberbagi #maringeblog
salah satu tempat berbagi ilmu yang gratis dan bisa dipake kapanpun ya di blog. #maringeblog
Senin, 30 September 2013
Kamis, 22 Agustus 2013
TAYAMMUM
1. Ta’rif
Tayammum adalah menggunakan tanah yang suci, dengan cara tertentu disertai dengan niat untuk kebolehan shalat. Firman Allah: …. Dan jika kamu sakit atau sedang dalam musafir atau kembali dari tempat buang air atau kamu telah menyentuh perempuan, kemudian kamu tidak mendapat air, maka bertayamumlah kamu dengan tanah yang baik (suci); sapulah mukamu dan tanganmu. Sesungguhnya Allah Maha Pema`af lagi Maha Pengampun.QS. An Nisa: 43. Tayammum dapat menggantikan wudhu dan mandi.
2. Sebab Kebolehan Tayamum
Sebab utama diperbolehkan tayammum adalah karena ketiadaan air, seperti dalam firman Allah: … kemudian kamu tidak mendapat air (QS. An Nisa: 43) Ketiadaan air itu bisa hakiki atau hukmiy, dan masing-masing memiliki kondisi yang sangat beragam, kami ringkas berikut ini:
Tayammum adalah menggunakan tanah yang suci, dengan cara tertentu disertai dengan niat untuk kebolehan shalat. Firman Allah: …. Dan jika kamu sakit atau sedang dalam musafir atau kembali dari tempat buang air atau kamu telah menyentuh perempuan, kemudian kamu tidak mendapat air, maka bertayamumlah kamu dengan tanah yang baik (suci); sapulah mukamu dan tanganmu. Sesungguhnya Allah Maha Pema`af lagi Maha Pengampun.QS. An Nisa: 43. Tayammum dapat menggantikan wudhu dan mandi.
2. Sebab Kebolehan Tayamum
Sebab utama diperbolehkan tayammum adalah karena ketiadaan air, seperti dalam firman Allah: … kemudian kamu tidak mendapat air (QS. An Nisa: 43) Ketiadaan air itu bisa hakiki atau hukmiy, dan masing-masing memiliki kondisi yang sangat beragam, kami ringkas berikut ini:
WUDHU
1. Ta’rif Hukum dan Keutamaannya
Wudhu adalah bersuci dengan air yang dilakukan dengan cara khusus. Kewajibannya ditetapkan dengan firman Allah: Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub maka mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan ni`mat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur.
Dan hadits Nabi: “Allah tidak akan menerima shalat salah seorang diantaramu jika berhadats sehingga berwudhu.” HR. As Syaikhani.
Abu Hurairah ra telah merilis tentang keutamaan wudhu. Bahwasannya Rasulullah saw bersabda: Tidakkah aku tunjukkan kepadamu tentang amal yang menghapus kesalahan dan meninggikan kedudukan? Mereka menjawab: Mau Rasulullah. Sabda Nabi: Menyempurnakan wudhu dalam kondisi yang tidak menyenangkan, memperbanyak langkah ke masjid, menunggu shalat setelah shalat, itulah ribath, itulah ribath itulah ribath[1] . HR Malik, Muslim, At Tirmidziy dan An Nasa’iy
2. Furudhul Wudhu
a. Membasuh muka, para ulama membatasinya mulai dari batas tumbuh rambut sampai bawah dagu, dari telinga ke telinga.
b. Membasuh kedua tangan sampai ke siku; yaitu pergelangan lengan
c. Mengusap kepala keseluruhannya menurut Imam Malik dan Ahmad, sebagiannya menurut Imam Abu Hanifah dan Asy Syafi’iy
d. Membasuh kedua kaki sampai ke mata kaki, sesuai dengan sabda Nabi kepada orang yang hanya mengusap kakinya: “Celaka, bagi kaki yang tidak dibasuh, ia diancam neraka”. Muttafaq alaih.
Empat rukun inilah yang tercantum dengan tekstual dalam ayat wudhu (QS. 5:6) ditambah dengan:
1. Niat menurut Imam Syafi’iy, Malik dan Ahmad sesuai dengan sabda Nabi: Sesungguhnya semua amal itu tergantung niat…”Muttafaq alaih. Dan untuk membedakan antara ibadah dari kebiasaan. Dan tidak disyaratkan melafalkan niat. Karena niat itu berada di hati
2. Tartib, berurutan: yaitu dimulai dari membasuh muka, tangan, mengusap kepala, lalu memabasuh kaki. Hal ini sunnah hukumnya menurut Abu Hanifah dan Malikiyah.
Wudhu adalah bersuci dengan air yang dilakukan dengan cara khusus. Kewajibannya ditetapkan dengan firman Allah: Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub maka mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan ni`mat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur.
Dan hadits Nabi: “Allah tidak akan menerima shalat salah seorang diantaramu jika berhadats sehingga berwudhu.” HR. As Syaikhani.
Abu Hurairah ra telah merilis tentang keutamaan wudhu. Bahwasannya Rasulullah saw bersabda: Tidakkah aku tunjukkan kepadamu tentang amal yang menghapus kesalahan dan meninggikan kedudukan? Mereka menjawab: Mau Rasulullah. Sabda Nabi: Menyempurnakan wudhu dalam kondisi yang tidak menyenangkan, memperbanyak langkah ke masjid, menunggu shalat setelah shalat, itulah ribath, itulah ribath itulah ribath[1] . HR Malik, Muslim, At Tirmidziy dan An Nasa’iy
2. Furudhul Wudhu
a. Membasuh muka, para ulama membatasinya mulai dari batas tumbuh rambut sampai bawah dagu, dari telinga ke telinga.
b. Membasuh kedua tangan sampai ke siku; yaitu pergelangan lengan
c. Mengusap kepala keseluruhannya menurut Imam Malik dan Ahmad, sebagiannya menurut Imam Abu Hanifah dan Asy Syafi’iy
d. Membasuh kedua kaki sampai ke mata kaki, sesuai dengan sabda Nabi kepada orang yang hanya mengusap kakinya: “Celaka, bagi kaki yang tidak dibasuh, ia diancam neraka”. Muttafaq alaih.
Empat rukun inilah yang tercantum dengan tekstual dalam ayat wudhu (QS. 5:6) ditambah dengan:
1. Niat menurut Imam Syafi’iy, Malik dan Ahmad sesuai dengan sabda Nabi: Sesungguhnya semua amal itu tergantung niat…”Muttafaq alaih. Dan untuk membedakan antara ibadah dari kebiasaan. Dan tidak disyaratkan melafalkan niat. Karena niat itu berada di hati
2. Tartib, berurutan: yaitu dimulai dari membasuh muka, tangan, mengusap kepala, lalu memabasuh kaki. Hal ini sunnah hukumnya menurut Abu Hanifah dan Malikiyah.
NAJIS DAN CARA MEMBERSIHKANNYA
1. Najis
Najis adalah kotoran yang wajib dibersihkan oleh setiap muslim, dengan mencuci benda yang terkena. Macamnya:
• Air kencing, dan tinja manusia, dan hewan yang tidak halal dagingnya, telah disepakati para ulama. Sedangkan kotoran hewan yang halal dimakan dagingnya maka hukumnya najis menurut madzhab Hanafi dan Syafi’iy, dan suci menurut madzhab Malikiy dan Hanbali
• Madzyi; yaitu air putih lengket yang keluar ketika seseorang sedang berfirki tentang seks dan sejenisnya.
• Wadi; yaitu air putih yang keluar setelah buang air kecil
• Darah yang mengalir. Sedangkan yang sedikit di-ma’fu. Menurut madzhab Syafi’iy darah nyamuk, kutu dan sejenisnya dima’fu jika secara umum dianggap sedikit.
• Anjing dan babi [1]
• Bangkai, kecuali mayat manusia, ikan dan belalang, dan hewan yang tidak berdarah mengalir
2. Menghilangkan najis
Jika ada najis yang mengenai badan, pakaian manusia atau lainnya, maka wajib dibersihkan, jika tidak terlihat maka wajib dibersihkan tempatnya sehingga dugaan kuat najis telah dibersihkan. Sedangkan pembersihan bejana yang pernah dijilat anjing maka wajib dibasuh dengan tujuh kali dan salah satunya dengan debu. (walagha: menjulurkan lidah ke air, atau benda cair lainnya).
Sedangkan sentuhan anjing dengan fisik manusia, maka tidak membutuhkan pembersihan melebihi cara pembersihan yang biasa[2]. Sedang najis cedikit yang tidak memungkinkan dihindari maka hukumnya dimaafkan, demikianlah hukum sedikit darah, dan muntahan. Diringankan pula hukum air kencing bayi yang belum makan makanan, maka hanya cukup dengan diperciki air.
Najis adalah kotoran yang wajib dibersihkan oleh setiap muslim, dengan mencuci benda yang terkena. Macamnya:
• Air kencing, dan tinja manusia, dan hewan yang tidak halal dagingnya, telah disepakati para ulama. Sedangkan kotoran hewan yang halal dimakan dagingnya maka hukumnya najis menurut madzhab Hanafi dan Syafi’iy, dan suci menurut madzhab Malikiy dan Hanbali
• Madzyi; yaitu air putih lengket yang keluar ketika seseorang sedang berfirki tentang seks dan sejenisnya.
• Wadi; yaitu air putih yang keluar setelah buang air kecil
• Darah yang mengalir. Sedangkan yang sedikit di-ma’fu. Menurut madzhab Syafi’iy darah nyamuk, kutu dan sejenisnya dima’fu jika secara umum dianggap sedikit.
• Anjing dan babi [1]
• Bangkai, kecuali mayat manusia, ikan dan belalang, dan hewan yang tidak berdarah mengalir
2. Menghilangkan najis
Jika ada najis yang mengenai badan, pakaian manusia atau lainnya, maka wajib dibersihkan, jika tidak terlihat maka wajib dibersihkan tempatnya sehingga dugaan kuat najis telah dibersihkan. Sedangkan pembersihan bejana yang pernah dijilat anjing maka wajib dibasuh dengan tujuh kali dan salah satunya dengan debu. (walagha: menjulurkan lidah ke air, atau benda cair lainnya).
Sedangkan sentuhan anjing dengan fisik manusia, maka tidak membutuhkan pembersihan melebihi cara pembersihan yang biasa[2]. Sedang najis cedikit yang tidak memungkinkan dihindari maka hukumnya dimaafkan, demikianlah hukum sedikit darah, dan muntahan. Diringankan pula hukum air kencing bayi yang belum makan makanan, maka hanya cukup dengan diperciki air.
Selasa, 20 Agustus 2013
HUKUM AIR
Macam – macam Air
Air Muthlaq, seperti air hujan, air sungai, air laut, hukumnya suci dan mensucikan
Air Musta’mal: yaitu air yang lepas dari anggota tubuh orng yang sedang berwudhu atau mandi, dan tidak mengenai benda najis, hukumnya suci seperti yang disepakati para ulama, dan tidak mensucikan menurut jumhurul ulama
Air yang bercampur benda suci seperti sabun, dan cuka selama percampuran itu sedikit tidak merubah nama air, maka hukumnya masih suci mensucikan menurut madzhab Hanafi , dan tidak mensucikan menurut imam Syafi’I dan Malik.
Air yang terkena najis, jika merubah rasa, warna atau aromanya maka hukumnya najis tidak boleh dipakai bersuci menurut ijma’. Sedang jika tidak merubah salah satu sifatnya maka mensucikan menurut imam Malik, baik air itu banyak atau sedikit; tidak mensuciakn menurut madzhab Hanafi; mensucikan menurut madzhab Syafi’iy jika telah mencapai dua kulah, yang diperkirakan sebanyak volume tempat yang berukuran 60 cm3
Su’r (sisa) yaitu air yang tersisa di tempat minum setelah diminum
· sisa anak Adam (manusia) hukumnya suci, meskipun ia seorang kafir, junub, atau haidh
· sisa kucing dan hewan yang halal dagingnya hukunya suci
· sisa keledai, dan binatang buas, juga burung hukumnya suci menurut madzhab Hanafi.
· Sedangkan sisa anjing dan babi hukumnya najis menurut seluruh ulama
Senin, 29 Juli 2013
7 Faktor penghambat do'a tidak segera dikabulkan
Suatu kali Saad bin Abi Waqas datang menghadap kepada Rasulullah saw. Sudah lama Saad bermunajat kepada Allah, namun keinginannya itu tak kunjung dikabulkan. Dengan hati nelangsa, Saad menghadap kepada Rasulullah melaporkan kegundahan hatinya. "Ya, Rasulullah saw, aku telah berdo'a, tetapi tak kunjung dikabulkan juga," katanya, "adakah gerangan yang salah?" Rasulullah pun menjawab, "Hai Saad, hindarkanlah makanan haram. Ketahuilah, setiap perut yang diisi dengan sesuatu yang haram, sekalipun hanya sesuap nasi, maka doanya ditolak selama 40 hari."
Di lain kesempatan seorang mengadu kepada ahlul hikmah tentang permasalahan yang sama. Orang terakhir ini nampaknya hafal dengan dalil-dalil. Kepada ahlul hikmah tersebut dia berkata, "Wahai Ahlul Hikmah, kenapa do'a kami tidak kunjung dikabulkan, bukankah Allah berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, pasti Aku kabulkan", katanya, sembari mengutip surat Al Mu'min ayat 60. Si ahli hikmah menjawab dengan rinci apa yang menjadi sumbatan doanya itu dengan berkata, "Ada 7 faktor penghambat yang selama ini kau melakukannya, yaitu:
Di lain kesempatan seorang mengadu kepada ahlul hikmah tentang permasalahan yang sama. Orang terakhir ini nampaknya hafal dengan dalil-dalil. Kepada ahlul hikmah tersebut dia berkata, "Wahai Ahlul Hikmah, kenapa do'a kami tidak kunjung dikabulkan, bukankah Allah berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, pasti Aku kabulkan", katanya, sembari mengutip surat Al Mu'min ayat 60. Si ahli hikmah menjawab dengan rinci apa yang menjadi sumbatan doanya itu dengan berkata, "Ada 7 faktor penghambat yang selama ini kau melakukannya, yaitu:
Selasa, 11 Juni 2013
Rahasia Sukses
Saudaraku rahasia kesuksesan dengan 7B kalau dipakai Insya Allah sukses diri akan pula berperan menyukseskan orang lain, manfaat dunia, manfaat akherat Kalau tahapan ini dilakukan dengan baik Insya Allah kita akan bangkit ! lingkungan bangkit ! Indonesia akan bangkit !
1. Beribadah dengan benar.
Jika hidup tanpa ibadah yang benar ibarat hidup tanpa pondasi, bangunan tanpa pondasi akan roboh Dengan beribadah dengan benar Insya Allah akan membuat kita semakin tawadhu dan kokoh kepada Allah
2. Berakhlak Baik.
Ibadah bagus siang malam, tapi selesai sholat mulut kotor, tidak jujur, apalah artinya ibadah ,kalau tidak dibarengi akhlak baik.
Jumat, 12 April 2013
Bacaan Doa Sholat Dhuha Serta Keutamaannya
Sedang belajar sholat dhuha? Kurang lengkap rasanya kalau anda belajar solat duha tapi tidak belajar bacaan doa setelahnya. Pada kesempataan kali ini saya akan berbagi doa setelah sholat dhuha, bagaimana bacaannya yuk kita simak disini.
Berikut doa setelah sholat dhuha seperti yang dicontohkan Rasulullah:
اللَّهُمَّ
إنَّ الضُّحَى ضَحَاؤُك وَالْبَهَا بَهَاؤُك وَالْجَمَالُ جَمَالُك
وَالْقُوَّةُ قُوَّتُك وَالْقُدْرَةُ قُدْرَتُك وَالْعِصْمَةُ عِصْمَتُك
اللَّهُمَّ إنْ كَانَ رِزْقِي فِي السَّمَاءِ فَأَنْزِلْهُ وَإِنْ كَانَ
فِي الْأَرْضِ فَأَخْرِجْهُ وَإِنْ كَانَ مُعْسِرًا فَيَسِّرْهُ وَإِنْ
كَانَ حَرَامًا فَطَهِّرْهُ وَإِنْ كَانَ بَعِيدًا فَقَرِّبْهُ بِحَقِّ
ضَحَائِكَ وَبِهَائِك وَجَمَالِك وَقُوَّتِك وَقُدْرَتِك آتِنِي مَا آتَيْت
عِبَادَك الصَّالِحِينَ
Kamis, 21 Maret 2013
MA’RIFATUR RASUL
Pendahuluan
Mengenal Rasul adalah suatu kewajiban bagi setiap muslim untuk mengamalkan Islam secara sempurna. Tanpa Rasul maka kita tidak dapat melaksanakan Islam dengan baik. Kehadiran Rasul memberikan panduan dan bimbingan kepada kita bagaimana cara mengamalkan Islam. Dengan demikian Rasul adalah penting bagi muslim sebagai metod atau tariqali untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Mengenal Rasul tidak sahaja dalam bentuk fisikal atau penampilannya tetapi segala aspek syar’i berupa sunnah yang didedahkan Nabi kepada kita samada tingkah laku, perkataan ataupun sikap. Pengenalan kepada Rasul dapat dilihat melalui sirah nabi yang menggambarkan kehidupan Nabi serta latar belakangnya seperti nasab. Kemudian melalui sunnah dan dakwah Nabi pun dapat memberikan penjelasan siapa Nabi sebenarnya.
Paket Ma’rifatur Rasul ini membincangkan bagaimana mengenal Rasul, apa sahaja yang perlu dikenal dari Rasul dan bagaimana pula kita mengamalkan Islam melalui petunjuk Rasul. Yang penting dari paket ini adalah kita mengetahui, memahami dan dapat mengamalkan Sunnah Nabi dan menjalankan Ibadah dengan baik.
Senin, 04 Maret 2013
Tidak Boleh Mencela Orang Tua Dengan Mencela Orang tua orang
Nash hadits dan
penjelasannya :
عن
عبد الله بن عمرو بن العاص ـ رضي الله عنهما ـ قال : قال رسول الله ـ صلى الله
عليه وسلم ـ : " إن من أكبر الكبائر أن يلعن الرجل والديه . قيل : يا رسول
الله ، وكيف يلعن الرجل والديه ؟ قال : يسب الرجل أبا الرجل ، فيسب أباه ، ويسب
أمه ، فيسب أمه " . رواه البخار ، ومسلم ، وأبو داود ، والترمذي .
Dari Abdullah bin amr bin
ash,ra.berkata : Rasullah saw bersabda : sesungguhnya diantara dosa-dosa besar
adalah melaknat seseorang kepada kepada kedua orang tuanya.ditanya rasulullah :
ya rasulullah saw,bagaimana seseorang melaknat kedua orang tuanya ? rasulullah
saw menjawab :mencaci maki seseorang kepada bapaknya orang lain,maka orang lain
itu mencaci maki kepada bapaknya orang itu,dia mencaci maki kepada ibunya orang
lain,maka orang lain itu mencaci maki kepada ibunya.(HR. Bukhori, Muslim, Abu daud
dan Tirmidzi).
Kamis, 28 Februari 2013
Keutamaan Do'a
1. Do'a adalah otaknya (sumsum / inti nya) ibadah. (HR. Tirmidzi)
2. Do'a adalah senjata seorang mukmin dan tiang (pilar) agama serta cahaya langit dan bumi. (HR. Abu Ya'la)
3. Akan muncul dalam umat ini suatu kaum yang melampaui batas kewajaran dalam berthaharah dan berdoa. (HR. Ahmad dan Abu Dawud)
Penjelasan:
Yakni berdoa atau mohon kepada Allah untuk hal-hal yang tidak mungkin dikabulkan karena berlebih-lebihan atau untuk sesuatu yang tidak halal (haram).
4. Do'a seorang muslim untuk kawannya yang tidak hadir dikabulkan Allah. (HR. Ahmad)
5. Jangan mendo'akan keburukan (mengutuk) dirimu atau anak-anakmu atau pelayan-pelayanmu (karyawan-karyawanmu) atau harta-bendamu, (karena khawatir) saat itu cocok dikabulkan segala permohonan dan terkabul pula do'amu. (Ibnu Khuzaimah)
6. Rasulullah Saw ditanya, "Pada waktu apa do'a (manusia) lebih didengar (oleh Allah)?" Lalu Rasulullah Saw menjawab, "Pada tengah malam dan pada akhir tiap shalat fardhu (sebelum salam)." (Mashabih Assunnah)
7. Do'a yang diucapkan antara azan dan iqomat tidak ditolak (oleh Allah). (HR. Ahmad)
Rabu, 27 Februari 2013
Jumat, 22 Februari 2013
CEROBOH ATAU KURANG PERHITUNGAN (LALAI)
Kisah kawan yang baru pulang dari Timur Tengah, dengan penuh keceriaan dan
bangga memperlihatkan oleh-oleh yang katanya barang elektronik langka dan tidak
ada di Indonesia. Sudah sangat terbayang dibenaknya selama perjalanan untuk
mempergunakan alat canggih dan mahal ini, maka sesampainya di rumah sebelum
melakukan apapun segera saja dibuka bungkusnya untuk dioperasikan secepatnya.
Dengan diiringi uraian panjang lebar tentang keutamaan alat ini maka segeralah
kabel listriknya dipasang. Tunggu punya tunggu kenapa tidak jalan seperti
semestinya, bahkan beberapa saat kemudian tercium bau khusus, ya bau khusus
kabel terbakar dan benar saja asap pun segera menghiasi alat baru tersebut.
Walhasil selain kaget, sedih, kecewa. Tentu saja sangat rugi uang, waktu, dan
tenaga mengangkut dari jauh ribuan kilo meter, hanya dalam bilangan detik saja
menjadi sampah tak berguna karena kecerobohan lupa merubah voltase listriknya.
Kisah kawan yang baru pulang dari Timur Tengah, dengan penuh keceriaan dan
bangga memperlihatkan oleh-oleh yang katanya barang elektronik langka dan tidak
ada di Indonesia. Sudah sangat terbayang dibenaknya selama perjalanan untuk
mempergunakan alat canggih dan mahal ini, maka sesampainya di rumah sebelum
melakukan apapun segera saja dibuka bungkusnya untuk dioperasikan secepatnya.
Dengan diiringi uraian panjang lebar tentang keutamaan alat ini maka segeralah
kabel listriknya dipasang. Tunggu punya tunggu kenapa tidak jalan seperti
semestinya, bahkan beberapa saat kemudian tercium bau khusus, ya bau khusus
kabel terbakar dan benar saja asap pun segera menghiasi alat baru tersebut.
Walhasil selain kaget, sedih, kecewa. Tentu saja sangat rugi uang, waktu, dan
tenaga mengangkut dari jauh ribuan kilo meter, hanya dalam bilangan detik saja
menjadi sampah tak berguna karena kecerobohan lupa merubah voltase listriknya.
Jumat, 08 Februari 2013
Lisanpun Bisa Berbisa
Pepatah terkenal mengatakan, “Mulutmu adalah
harimaumu.” Gara-gara perkataan keluar tanpa difikirkan, justru mengakibatkan
kerugian. Kasus ini bisa kita contoh pada kerusuhan di Batam baru-baru ini.
Kerusuhan yang melibatkan ribuan buruh PT Drydocks World Graha beberapa waktu
lalu, ditengari akibat ucapan bernada rasis oleh seorang pekerja asing asal
India.
Ketajaman lidah melebihi mata pedang. Banyak orang celaka karena tidak dapat
menjaga lidahnya. Namun tak sedikit pula orang yang mulia, dihormati, disegani
dan dipercaya karena lidahnya. Golongan ini karena mampu mencegah dan mengatasi
bahaya yang ditimbulkan oleh lisannya.
Sudah telah banyak dicontohkan di hadapan kita semua. Betapa banyak bencana
atau musibah yang ditimbulkan akibat lisan seseorang. Seseorang bisa
melakukan pembunuhan hanya karena sebuah kata-kata yang dinilai menghina.
Selasa, 05 Februari 2013
Dahsyatnya Jihad Harta!
Untuk
mencapai cita-cita, Yahudi mendirikan lembaga dana. Tapi untuk mendukung
Palestina, kita enggan mengeluarkan harta!
Ketika Hamas memenangkan Pemilu tahun 2006 lalu di
Palestina, Amerika dan negara-negara Eropa melakukan pemboikotan besar-besaran
dana ke Palestina. Rakyat Palestina kelaparan dan pemerintah Palestina yang
dikuasai Hamas saat itu, sibuk ke sana kemari mencari dana bantuan alternatif
ke negara-negara Timur Tengah.
Di tengah-tengah kondisi ekonomi yang morat-marit itulah kemudian Amerika
mendukung salah satu faksi di Palestina untuk "mengkudeta pemerintahan
resmi Hamas". Dan terjadilah pertempuran berdarah antara Hamas dan
Fatah. Kini Fatah menguasai wilayah Tepi Barat dan Hamas menguasai
sepenuhnya Gaza. Palestina jadi terbelah.
Senin, 04 Februari 2013
Tipu Daya Setan
“Dan demikianlah Kami jadikan untuk setiap nabi itu musuh,
yaitu setan-setan (dari jenis) manusia dan (dari jenis) jin, sebagian mereka
membisikkan kepada sebagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah
untuk menipu (manusia). (QS al-An’am:11)
Prof.
Hamka, dalam Tafsir al-Azhar, membuat uraian menyangkut ayat tersebut:
“Seorang
Rasul diutus Allah untuk menyeru manusia menempuh Shirathal Mustaqim,
jalan yang lurus. Maka segala syaitan-syaitan manusia dan jin itu menyusun pula
kata-kata yang penuh tipu daya untuk membelokkan perhatian orang daripada jalan
yang lurus itu. Mereka mencoba manggariskan jalan yang lain, memujikan,
mempropagandakan supaya orang merasa bahwa yang mereka kemukakan itulah yang
benar. Inilah tipudaya! Karena kalau sudah diselidiki kelak dengan seksama,
akan ternyata bahwa rencana yang mereka kemukakan itu hanya semata-mata zukhrufal-qauli,
yaitu kata-kata yang dihiasi. Zukhruf artinya perhiasan, lebih besar
bungkusnya daripada isinya, reklame yang kosong penuh tipu.” (Hamka, Tafsir
al-Azhar, Juzu’ VIII).
Kamis, 31 Januari 2013
Membaca Ayat-ayat Kauniyah (QS. Adz Dzariyat 20-21)
Buah ini banyak memiliki zat-zat yang dibutuhkan tubuh manusia untuk stamina ( daya tahan tubuh ). Kurma memiliki 60 % Zat Gula, 2.5 % Zat Asam, 2.5 % Zat Minyak, 33 % Zat Garam, 1.8 – 2.0 % Protein, dll.
Susu dan Kurma adalah pasangan
yang cocok karena berfungsi mengaktifkan alat pencernaan juga meningkatkan
kinerja usus, artinya dengan makan Kurma kita bisa menghindari gangguan sakit
perut dan diare, bahkan dengan mengkonsumsi susu + kurma setiap pagi ( sahur )
bisa menambah ketenangan jiwa ( dengan terpenuhinya gizi dalam tubuh dalam
syara’ dengan istilah mendapat barokah dalam makanan ini ), mencegah pusing,
menghilangkan lemah otot, malas dan meningkatkan gairah sex.
Kurma juga
sangat baik dalam pertumbuhan otak pada Anak,
menajamkan pikiran / daya ingat sama halny dengan kismis.
Kenapa demikian? karena buah ini juga mengandung Zat Besi, Kapur, Fosfor, Belerang, Potasium,
Magnesium, Kalsium, Magan dan Tembaga. Kandungan Kalsium dan Zat Besi membantu
terbentuknya ASI bagi ibu-ibu menyusui dan Zat ini sangat bermanfaat bagi ibu
rumah tangga yang masih lemah selepas melahirkan untuk memulihkan staminanya.
Rumahku Syurgaku
Baiti Jannati, begitu Rasulullah mengilustrasikan kehidupan rumah tangga
beliau yang penuh dengan keharmonisan, kebahagiaan, ketenangan, sakinah,
mawaddah, dan rahmah. Rumah tangga yang dibangun bukan atas pondasi syahwat
terhadap kecantikan, harta, pangkat, jabatan serta pesona dunia lainnya. Tapi
sebuah keluarga yang dibangun karena ketaatan kepada Allah. Sampai akhir zaman
keluarga beliau merupakan rujukan utama bagi mereka yang mendambakan syurga
dunia.
Syurga dunia itu hanya dapat diwujudkan oleh pasangan laki-laki sholeh dan
wanita sholehah, yang memahami betul kewajiban masing-masing untuk saling
berbagi, mengokohkan kelebihan, dan menutupi segala kekurangan masing-masing.
Keikhlasan kita menerima pasangan apa adanya, baik itu fisik, intelektual,
ekonomi, keturunan, dan sebagainya, karena kita bukanlah Muhammad yang
sempurna, Yusuf yang tampan, Umar bin Khatab yang gagah perkasa, Mush’ab Bin
Umair yang serba kecukupan, Salman Al-farisi yang ahli strategi, Abdurahman Bin
‘Auf yang ahli ibadah.
Jangan juga bermimpi dan meninggikan diri, karena kita bukanlah Khadijah
yang kaya raya, Aisyah yang cendikiawan, Fatimah yang tabah dan putri seorang
pemimpin besar, Ratu Balqis yang cantik jelita, Asma binti Yazid yang kritis
dan cerdas, Hafshah binti Umar yang ahli ibadah. Kita hanyalah manusia biasa,
yang berusaha memadukan dua unsur menjadi sebuah kekuatan, yang dengannya kita
mengharapkan keridhoan dari Allah, mengikuti sunnah Rasulullah, sumber
investasi abadi, serta meneguhkan langkah.
Adab-Adab Membaca Al Qur'an
Adab-adab membaca Al Qur'an diantaranya:
Imam Al Aajuri berkata: "Aku menyukai bagi orang yang akan membaca Al Qur'an baik diwaktu siang ataupun malam, membacanya dalam keadaan suci dan bersiwak (menggosok gigi) terlebih dahulu, ini untuk mengagungkan Al Qur'an yang merupakan Kalamullah." (Ahklaq Hamalatil Qur'an : 73)
2. Bersiwak.
Hal ini didasarkan pada riwayat berikut ini, bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّ اْلعَبْدَ إِذَا تَسَوَّكَ ثُمَّ قَامَ يُصَلِّي قَامَ الْمَلَكُ خَلْفَهُ فَيَسْتَمِعَ لِقِرَاءَتِهِ فَيَدْنُو مِنْهُ أَوْ كَلِمَةً نَحْوَهَا حَتَّى يَضَعَ فَاهُ عَلَى فِيْهِ فَمَا يَخْرُجُ مِنْ فِيْهِ شَيْءٌ مِنَ الْقُرْآنِ إِلاَّ صَارَ فِي جَوْفِ الْمَلَكِ فَطَهِّرُوا أَفْوَاهَكُمْ لِلْقُرْآنِ
"Sesungguhnya seorang hamba jika bersiwak kemudian bangun untuk melakukan sholat, maka malaikat akan berdiri dibelakangnya lalu mendengarkan bacaannya, dan malaikat tersebut akan mendekatinya –atau kalimat yang mirip dengannya- lalu menempelkan mulutnya ke mulut orang tersebut, sehingga tidaklah keluar dari mulut orang itu sesuatu dari (ayat) Al Qur'an melainkan akan masuk kedalam tubuh malaikat tersebut. Maka sucikanlah mulut-mulut kalian ketika akan membaca Al Qur'an." (HR Bazzar :496, lihat Majma' Zawaid 2/99 dan silsilah Ahadits Shahihah Syekh Albani 1/214/215)
3. Membaca Al Qur'an dengan menghadap qiblat.
4. Mengawali membaca al Qur'an dengan taawudz dan basmalah.
5. Membaca Al Qur'an dengan membaguskan suara sebagus mungkin.
6. Membaca Al Qur'an dengan penuh kekhusyu'an jika perlu hingga menitikkan air mata.
(lihat Kitab kaifa Natadabbarul Qur'an, Fawwaz Ahmad Zamrali : 34-40)
12 Barisan di Akhirat
Suatu ketika, Muadz bin Jabal ra menghadap Rasulullah saw dan bertanya: "Wahai Rasulullah, tolong uraikan kepadaku mengenai firman Allah SWT: "Pada saat sangkakala ditiup, maka kamu sekalian datang berbaris-baris." (QS An-Naba':18)"
Mendengar pertanyaan itu, baginda menangis dan basah pakaian dengan air mata. Lalu menjawab: "Wahai Muadz, engkau telah bertanya kepadaku, perkara yang amat besar, bahwa umatku akan digiring, dikumpulkan berbaris-baris."
Maka dinyatakan apakah 12 barisan tersebut.....
Barisan Pertama
Digiring dari kubur dengan tidak bertangan dan berkaki. Keadaan mereka ini dijelaskan melalui satu seruan dari sisi Allah Yang Maha Pengasih: "Mereka itu adalah orang-orang yang sewaktu hidupnya menyakiti hati tetangganya, maka demikianlah balasannya dan tempat kembali mereka adalah neraka..."
Barisan Kedua
Digiring dari kubur berbentuk babi hutan. Datanglah suara dari sisi Yang Maha Pengasih: "Mereka itu adalah orang yang sewaktu hidupnya meringan-ringankan sholat,maka inilah balasannya dan tempat kembali mereka adalah neraka..."
Barisan Ketiga
Mereka berbentuk keledai, sedangkan perut mereka penuh dengan ular dan kala jengking. "Mereka itu adalah orang yang enggan membayar zakat, maka inilah balasannya dan tempat kembali mereka adalah neraka..."
Langganan:
Postingan (Atom)